PERKEMBANGAN layanan kesehatan berbasis digital di tanah air saat ini semakin luas. Hal ini menjadi kemajuan positif di bidang kesehatan lantaran akses pasien menjadi lebih mudah terhadap informasi kesehatan. "Kesehatan digital bagian dari kemajuan teknologi, bagian dari inovasi dalam bidang kesehatan. Ini tentu jelas memudahkan akses pasien untuk mendapatkan informasi," ujar dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Budi Wiweko, saat dihubungi Selasa (3/9). Menurutnya, di tengah era industri 4.0, tenaga profesional bidang kesehatan harus menyambut perkembangan tersebut sebagai peluang dan tantangan. Apalagi, saat ini arah informasi kesehatan harus berorientasi pasien, atau dikenal dengan consumerhealthinformatics. Karena itu, jelas Budi, pengembangan layanan kesehatan digital di Indonesia berperan penting mengingat kondisi geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas. "Negara kita sangat luas. Justru digital health dan tele-health akan membantu pasien yang kesulitan mendapatkan akses. Bayangkan, pasien di Papua bisa berkomunikasi dengan dokter atau tenaga kesehatan di Jakarta," imbuhnya. Ia juga menilai layanan kesehatan berbasis digital sudah berkembang pesat di dunia. Menurutnya, perkembangan itu sangat dibutuhkan di Indonesia karena akan berdampak positif. Untuk itu, dia mendorong peran pemerintah sebagai penentu kebijakan dan regulasi. "Pemerintah berwenang penuh untuk mengatur semua layanan dalam kesehatan digital. Dalam hal ini, pemerintah bersama organisasi profesi," tutur Budi. Dia mencontohkan sistem kesehatan di Inggris. Melalui National Health Service (NHS) dan Royal College of General Practitioners (RCGP), aplikasi layanan kesehatan diatur dengan optimal, termasuk pula dalam melakukan sertifikasi tenaga kesehatan dan dukungan pembiayaan. "Itu artinya, kesehatan digital bisa menjadi alat pemerintah untuk memudahkan pemberian layanan kesehatan bagi masyarakat. Pada akhirnya mendatangkan efisiensi karena tidak semua pasien harus bertemu dokter atau datang ke rumah sakit. Sistem rujukan dalam layanan kesehatan, misalnya, sebenarnya cukup menggunakan data tele-expertiseatau tele-monitoring," ujar dia. Ia berpandangan sejauh ini dukungan pemerintah dinilai sudah optimal. Namun, kecepatan dalam mengeluarkan regulasi dan kebijakan terkait layanan kesehatan digital harus ditingkatkan. Misalnya, aturan mengenai keamanan, kepemilikan data, aspek privasi, berbagi data, serta perizinan. "Pengaturan mengenai digital health dan tele-health sangat dibutuhkan. Bagaimana aturan tentang security, confidential, privacy, data ownership, sharing data, dan perizinan lainnya. Banyak hal yang harus diatur pemerintah," tandasnya. Budi menambahkan perkembangan pesat teknologi kesehatan digital juga perlu diimbangi dengan upaya perlindungan konsumen. Pasalnya, revolusi teknologi kesehatan berbasis digital mengarah pada teknologi kesehatan terbuka (peertopeer/P2P) sehingga perlu diantisipasi para pemangku kepentingan. Semakin terbuka Begitu pula di ranah global. Pengobatan jarak jauh (tele-medicine), diagnosis prediktif, sensor melalui tubuh, dan serangkaian aplikasi canggih juga akan mengubah cara manusia dalam menjaga kesehatannya. Di Indonesia, perjalanan ke arah kemudahan pengobatan jarak jauh semakin terbuka. Pengobatan jarak jauh semakin dimungkinkan karena semakin banyak masyarakat yang menggunakan perangkat elektronik untuk berkonsultasi dengan dokter. Demikian pula, dalam berbagi informasi kesehatan antarsesama pasien, pembelian obat, dan pengambilan data kesehatan pasien. Hal itu juga diperkuat studi perkembangan teknologi kesehatan digital yang dilakukan Deloitte Indonesia, Bahar, dan Chapters Indonesia. Mereka menyoroti berbagai aspek teknologi kesehatan yang digunakan para praktisi di rumah sakit, termasuk aplikasi teknologi yang bisa diakses langsung masyarakat, didukung berbagai layanan yang ditawarkan. “Hasil studi ini menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dalam industri kesehatan digital. Faktor keamanan industri maupun konsumen menjadi fokus perhatian kami. Kami berharap para perumus kebijakan dapat menerima masukan konstruktif dari hasil pengamatan,” tutur Country Managing Partner Deloitte Indonesia, Claudia Lauw Lie Hoeng. Dengan kata lain, revolusi digital di bidang kesehatan saat ini didorong pesatnya teknologi dan inovasi dalam bidang kesehatan. Perkembangan teknologi memungkinkan pengguna untuk melakukan banyak hal. "Mulai dari berbagi dan mencari informasi kesehatan, berkonsultasi dengan dokter dan meminta resep, bahkan mengunduh berkas kesehatan," tutur Claudia. Klikdokter Pesatnya teknologi dan inovasi dalam bidang kesehatan inilah yang coba ditangkap oleh Klikdokter.com. Peran yang diambil Klikdokter sangat penting dalam mendukung transformasi digital, khususnya dalam dunia kesehatan. “Klikdokter menjadi jembatan antara pengguna dengan ekosistem kesehatan yang sudah ada. Layanan yang diberikan sangat lengkap, mulai dari konsultasi 24/7 dengan dokter, booking dokter dan klinik online, hingga peresepan dan pengantaran obat ke rumah pasien,” jelas Dino Bramanto, CEO Klikdokter. Sekitar 35 dokter tergabung dalam layanan tersebut yang ditujukan untuk membidik pada penguatan komunitas. Kini, setidaknya 150 orang dokter telah bergabung di Klikdokter. "Diharapkan Klikdokter dapat terus memberikan nilai tambah yang menjembatani layanan kesehatan di Indonesia," pungkas Dino.
Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/260056/perkembangan-layanan-kesehatan-digital-harus-didukung